Minggu, 23 Juni 2013

Sekolah Idamanku - I Love School


Hai teman-teman..
Setelah sekian lama absen, akhirnya saya datang lagi. Yah, berhubung ini liburan sekolah, saya sempetin deh buka blog tercinta ini. Maklumlah, beberapa waktu yang lalu kan saya harus menghadapi ujian kenaikan kelas, so saya harus fokus belajar agar nilainya maksimal. Hehehe :D

Okay, dalam postingan kali ini saya mau membahas tema yang spesial yaitu "Sekolah Dambaanku". Wah..wah.. mungkin pernah terlintas di pikiran kalian-kalian semua yang berstatus sebagai pelajar untuk dapat memiliki sekolah dambaan ala kalian-kalian sendiri ya? ok it's nice
Karena kita bersekolah tidak hanya sebagai kewajiban atau disuruh orang tua ya, kakak. Melainkan dari bersekolah kita bisa berubah dari orang yang tidak tahu menjadi orang yang lebih tahu.
Suasana di sekolah harus menyenangkan agar kita lebih bersemangat untuk bersekolah dan pelajaran mudah kita terima. Jadi, bagaimanakah sekolah idaman yang ideal?
Mari kita tinjau tiap point.
  • Guru
Salah satu faktor keberhasilan seorang murid adalah guru. Kalau orang Jawa mengatakan GURU adalah diguGU lan ditiRU yang artinya digugu : dipercaya, diikuti sedangkan ditiru: dicontoh. So, bisa dibilang guru itu orang yang menginspirasi kita agar kita mengikuti dan mencontoh cara beliau.
Saat ini, berbagai strategi pembelajaran banyak dilakukan guru-guru kita untuk tujuan tertentu. Ada yang melalui cara tradisional. modern, melalui games, presentasi maupun praktik langsung. Memang sih tidak ada salahnya. Namun, apakah para murid dapat memahami pelajaran dengan mudah melalui cara mereka?
Katanya, sistem pendidikan sekarang ini menuntut siswa untuk lebih mandiri dalam proses belajar. Yeah it's ok. Tetapi tidak sedikit guru yang membiarkan muridnya berjalan sendiri tanpa dituntun atau diarahkan.
Contohnya: Seorang guru menyuruh murid-muridnya mempresentasikan bahan belajar per kelompok secara bergantian. Sang guru tidak pernah menjelaskan materi. Murid hanya dibiarkan mengalir sendiri tanpa dibimbing apakah itu benar atau apakah itu salah. Menurut Anda, sudah benarkah sistem seperti ini?

Menurut pengalaman saya, cara pembelajaran guru dengan menyuruh murid-murid untuk presentasi itu kurang efektif. Harapan si guru agar murid dapat memahami materi. Namun apa kenyataannya?
si kelompok penyaji saja tidak memahami apa yang mereka sampaikan. Apa lagi audience nya? Para audience juga kebanyakan tidak mendengarkan apa yang disampaikan kelompok penyaji. Sedangkan guru hanya sebagai penonton.

Pengalaman lain adalah ketika berhadapan dengan guru killer. Suasana kelas menjadi menegangkan dan sepi. Semua murid hanya bisa terdiam karena sang guru memarahi habis-habisan. Guru menuntut agar seluruh murid dapat memahami semua yang beliau sampaikan. Tapi, apakah benar sikap guru tersebut?

Dari pengalaman tersebut, saya berpendapat bahwa seorang guru harus dapat membimbing murid-muridnya agar dapat memahami apa yang mereka sampaikan. Bukan memarahi mereka ketika mereka tidak bisa atau membiarkan mereka mengalir apa adanya tanpa pengarahan. Yang namanya sekolah itu membuat seseorang dari tidak bisa menjadi bisa. Jadi wajar dong kalau kita belum bisa sedangkan kita sudah berusaha dengan sungguh-sungguh? Nah, disitulah peran seorang guru diperlukan.

  • Tugas dan Pekerjaan Rumah
Akhir-akhir ini, hampir semua siswa di berbagai SMA disibukkan dengan setumpuk tugas yang membebani mereka. Terbukti dari keluhan teman-teman saya. Berbeda dengan saat SD dan SMP yang jarang ada tugas. Kalaupun ada itu tidak begitu membebani siswa. Dari belasan mata pelajaran yang ada, hampir semua guru memberikan tugas yang harus diselesaikan tepat waktu. Mereka menuntut sesuai yang mereka inginkan tanpa pernah mempedulikan seberapa banyak tugas yang siswa dapatkan. Semua harus dikumpulkan tepat waktu jika ingin mendapatkan nilai diatas KKM. Namun apa kenyataannya?
Disaat tugas yang begitu banyak, banyak diantara para siswa memilih tidak mengerjakannya. Karena tugas yang diberikan terlalu sulit sehingga banyak yang memilih jalan pintas dengan menyontek pekerjaan teman yang lain. Ada pula yang mengerjakan hanya setengah-setengah karena dia hanya mampu mengerjakan setengah dari tugas tersebut. Ada juga yang tidak sempat belajar untuk ulangan karena mengerjakan setumpuk tugas dari guru.
Jadi, saran saya:
Tugas itu perlu diberikan, tapi jangan sampai membebani siswa. Para guru harus mampu mengukur seberapa porsi yang bisa diberikan kepada murid. Ibaratnya seseorang yang disuruh menelan terlalu banyak makanan akan muntah-muntah. Seorang guru juga harus konsekuen dan bertanggung jawab terhadap PR yang diberikan. Karena tidak sedikit guru yang memberikan PR namun tidak pernah dibahas. Perlu dipikirkan juga, apakah tugas dan PR itu bermanfaat atau tidak.
Kesimpulannya tugas dan PR jangan sampai membebani siswa.

  • Fasilitas dan Lingkungan Sekolah
Lingkungan yang nyaman membuat belajar menjadi semakin menyenangkan. Dengan lingkungan yang memadai, semangat belajar kita bisa bertambah. Namun hal itu juga harus ditunjang dengan fasilitas yang ada. Di era yang semakin modern ini, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membuat belajar menjadi nyaman. Misalnya:

Fasilitas: Perlu adanya laboratorium dengan alat-alat yang lengkap untuk mendukung kegiatan belajar dan mengajar sehingga semakin efektif.
Perlu adanya buku-buku sekolah yang menunjang proses pembelajaran sehingga siswa dapat belajar secara maksimal tanpa harus membeli buku.

Lingkungan sekolah: Lingkungan sekolah harus dijaga kebersihannya. Semua warga sekolah ikut berpartisipasi dalam upaya ini. Misalnya tidak membuang sampah sembarangan dan harus dipilah, merawat dan menjaga taman yang ada, dan yang terpenting menjaga kebersihan dan keindahan kelas, karena tempat belajar mengajar berlangsung disini. Semua pihak harus memiliki kesadaran terhadap lingkungan sekitar.

  • Hubungan antar siswa
Karena kita merupakan makhluk sosial, maka kita perlu bersosialisasi termasuk dengan teman di sekolah. Hubungan yang baik akan menciptakan suasana yang baik pula. Banyak diantara mereka menemukan motivasi dan semangat belajar dari teman-teman di sekolah. Lingkungan pergaulan yang baik akan membawa banyak dampak positif. Contohnya:
Forum yang diadakan untuk belajar kelompok membahas materi yang kurang dipahami dari penjelasan guru. Antara yang siswa yang memberikan pengajaran dengan yang diberikan pengajaran membentuk hubungan persahabatan yang lebih baik. Mereka merasa saling membutuhkan satu sama lain karena dapat bertukar informasi dan sharing dengan sesuatu yang telah mereka miliki. Dapat juga mereka bersaing untuk mendapatkan nilai yang baik dengan cara yang benar.

  • Bentuk ujian kelulusan
Beberapa bulan yang lalu, kita sempat dihebohkan oleh berita UNAS 20 paket untuk SMP dan SMA. Sehingga banyak diantara siswa tersebut yang merasa takut dan khawatir. Tetapi, apakah UNAS merupakan cara paling efektif untuk menentukan kelulusan?
TIDAK.
Alasannya:

  1. Proses belajar selama 3 tahun hanya ditentukan selama 4 hari
  2. Banyak dilakukan kecurangan oleh mereka yang menginginkan dapat nilai bagus dengan cara pintas
  3. Menghabiskan uang negara untuk membiayai pelaksanaan UNAS tersebut sehingga membengkakkan anggaran negara
Sehingga, alangkah jauh lebih baik apabila UNAS ditiadakan. Pihak sekolah lebih tahu apakah siswanya pantas diluluskan atau tidak. Sehingga perbuatan curang dapat diminimalisir, dan siswa yang benar-benar berprestasilah yang pantas mendapatkan nilai bagus. Uang negara yang digunakan untuk membiayai UNAS, lebih baik digunakan untuk membiayai pendidikan anak dari keluarga kurang mampu.


  • Harapan untuk Pendidikan Indonesia ke Depan
Seperti yang kita ketahui, Finlandia merupakan negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Banyak hal yang perlu kita tiru dari sistem pendidikan di Finlandia. Salah satunya adalah kualitas guru di Indonesia yang perlu ditingkatkan. Profesi guru menentukan jadi tidaknya generasi penerus di masa mendatang. Sehingga diperlukan guru dengan kualitas terbaik untuk mendidik siswa-siswi di negeri ini. Kualitas yang rendah hanya akan mencetak generasi yang rendah pula.


Pendidikan merupakan sesuatu yang mahal di negeri ini. Banyak diantara kita yang kurang beruntung sehingga tidak bisa mengeyam bangku sekolah di era yang semakin modern ini. Alasan yang paling menonjol karena keterbatasan biaya. Untuk menyambung hidup saja sudah susah apalagi untuk bersekolah. Sehingga pemerintah perlu turun tangan mengatasi hal ini. Pendidikan gratis untuk mereka-mereka yang membutuhkan. Biaya sekolah harus dapat dijangkau semua kalangan. Sehingga pendidikan bukan merupakan sesuatu yang mahal yang hanya mampu dinikmati orang kaya.

Saya berharap, pendidikan di Indonesia bisa jauh lebih baik karena akan menciptakan SDM yang jauh lebih baik pula.
Sekian...

I Love Scool :*

0 komentar: